Sunday, October 25, 2020

Tips bekerja dari rumah


Bekerja dengan lebih aman dari rumah

Hari ini banyak syarikat yang meminta pekerja untuk bekerja dari ruamah (BDR). Bekerja dari dari rumah dapat memperkenalkan beberapa masalah norma-norma baru, terutama untuk orang yang tidak biasa bekerja jauh dari pejabat.
Berikut adalah beberapa tips tentang cara kerja dari rumah (BDR) dengan lebih aman.

Pilih ruang kerja yang baik

Ada banyak saranan yang baik di luar sana tentang memilih ruang yang ergonomis, dan di mana anda bisa meminimakan gangguan, tapi ada beberapa pertimbangan keamanan juga.
  1. Pilih ruang yang sesuai. Jika Anda sedang bekerja di rumah, ini mungkin lebih mudah dibandingkan jika Anda bekerja di kedai kopi atau pustaka. Pilih tempat di mana orang tidak biasa "bahu surfing"; Lihat bahu Anda pada apa yang ada di layar Anda.
    Jika tidak dapat menemukan tempat peribadi, pertimbangkan untuk mendapatkan filter privasi. Ini adalah perisai, macam, yang menempel ke layar Anda dan membuatnya sulit untuk membaca apa yang ada di layar Anda kecuali Anda berada tepat di depannya.
  2. Jika Anda sedang mengadakan panggilan konferensi atau video call, berhati-hatilah Apakah orang lain mungkin bisa melakukan gangguan, bahkan secara tidak sengaja. Bahkan jika (kadang terutama jika) Anda memakai headphone. Orang lain mungkin masih dapat mendengar suara Anda saat Anda berbicara. Pastikan Anda menggunakan perangkat lunak Rapat video dengan fitur keamanan tingkat lanjut seperti Microsoft Teams. 
  3. Jangan izinkan anggota keluarga menggunakan perangkat kerja Anda. Jika Anda harus menjauh dari perangkat Anda untuk masuk ke dapur atau kamar mandi, kunci perangkat Anda untuk mencegah orang lain melihat yang sedang Anda kerjakan. Tekan tombol logo Windows + L di perangkat Windows, atau Control + Command + Q di Mac, untuk mengunci layar dengan cepat. Saat Anda kembali, Anda harus melakukan proses masuk cepat, dan semuanya harus tepat di tempat Anda meninggalkannya.
  4. Hanya gunakan Wi-Fi terenkripsi untuk bisnis. Wi-Fi terenkripsi dengan WPA-2 lebih selamat dibandingkan Wi-Fi yang terbuka untuk semua akses. Jika Anda bekerja dari rumah, pastikan jaringan Wi-Fi rumah Anda diamankan – semua router rumah mendukung enkripsi. Pelajari selengkapnya
  5. Jika Anda perlu mengakses sumber daya, seperti server, yang tinggal di lokasi perusahaan Anda, gunakan VPN (Virtual Private Network) untuk menyambungkan ke jaringan Office Anda. VPN membuat tunnel terenkripsi untuk Traffic jaringan Anda mengalir dan menyulitkan orang lain untuk mencegat lalu lintas Anda. Jika Anda tidak yakin apakah perusahaan Anda menawarkan VPN, atau cara menghubungkannya, hubungi orang dukungan TI Anda. Pelajari cara menyambungkan ke vpn di Windows 10.

Mengamankan data Anda

Jika perangkat Anda tidak dapat diakses atau dicuri, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu mengurangi data yang bisa diakses.
  1. Gunakan autentikasi kuat untuk mengakses perangkat Anda, seperti Windows Hello. Pengenalan PIN atau wajah, jika perangkat Anda mendukungnya. Pelajari selengkapnya
  2. Gunakan multi-Factor Authentication (MFA) untuk mengakses sumber daya berbasis awan. MFA menggunakan beberapa "faktor" seperti PIN yang dikirim ke perangkat seluler Anda dan kata sandi; atau PIN dan pemindaian sidik jari, untuk mengautentikasi Anda. Biasanya Anda hanya perlu menggunakan beberapa faktor saat pertama kali masuk dari perangkat tertentu. MFA mempersulit orang lain untuk masuk sebagai Anda. Pelajari selengkapnya
  3. Sekarang waktu yang tepat untuk memikirkan kata sandi yang Anda gunakan. Jika Anda menggunakan kata sandi sederhana seperti "Lovely" atau "password1", waktu yang tepat untuk memutakhirkan ke kata sandi yang lebih aman. Panjangnya lebih penting daripada kerumitan, meskipun keduanya memiliki peran. Kata sandi Anda setidaknya terdiri dari 12 karakter, dan bukan kata dalam bahasa Inggris atau nama kucing Anda. Pertimbangkan menggunakan frasa seperti lirik lagu kegemaran, kutipan film, atau puisi untuk membuat kata sandi yang panjang dan rumit tapi mudah diingat. Pelajari selengkapnya
  4. Pastikan enkripsi drive lokal, seperti BitLocker, diaktifkan. Dengan cara itu jika perangkat Anda hilang atau dicuri, data lokal akan sulit diakses. Pelajari selengkapnya
  5. Pastikan perangkat Anda diperbarui pada pembaruan keamanan dan Anda memiliki program antimalware, seperti antivirus Microsoft Defender, yang berjalan secara aktif. Pelajari selengkapnya
  6. Gunakan browser modern, seperti Microsoft Edge, dan pastikan Anda menjalankan versi terbaru.
  7. Simpan file Anda di lokasi awan yang aman dan bukan pada drive lokal atau media yang dapat dilepas. Penyimpanan awan aman, seperti SharePoint atau OneDrive for Business, artinya meskipun perangkat fisik Anda hilang atau dicuri, data Anda masih tersedia untuk Anda dan perusahaan Anda. Pelajari selengkapnya
  8. Jika memungkinkan gunakan versi web aplikasi Anda, seperti Word, Outlook, atau Excel. Manfaat lain untuk menyimpan file Anda di lokasi awan yang aman adalah ketika Anda menggunakan versi web aplikasi data Anda tetap berada di server dan tidak diunduh ke perangkat lokal Anda. Pelajari selengkapnya

Saling berhubungan

  1. Tetap terhubung dengan syarikat Anda selagi Anda bekerja dari jarak jauh. Bahagian IT Anda mungkin memiliki permintaan khusus atau membuat alat baru tersedia untuk Anda. Jika Anda menduga bahwa perangkat Anda atau data Anda telah dikompromikan dengan cara apa pun, beri tahu segera kepada orang-orang IT Anda agar mereka dapat menyelidiki situasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kerosakan yang tidak diperlukan.
  2. Kini, lebih dari sebelumnya, tahan godaan untuk menggunakan alat yang tidak disetujui atau menyimpan data di luar sumber daya syarikat. Jika Anda memerlukan sesuatu yang tidak dimiliki untuk menyelesaikan pekerjaan, tanyakan kepada bahagian IT atau Laporkan melalui jaringan manajemen. Anda dapat menemukan sistem yang tidak berfungsi dengan baik saat Anda tidak berada di pejabat. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk memberi tahu agar Anda bisa mengatasi masalah tersebut bersama-sama.
  3. Waspada untuk email Pengelabuan. Penjahat mencoba untuk memanfaatkan ketakutan dan ketidakpastian dengan mengirimkan email yang tampaknya dari pihak berwenang, atau pejabat perusahaan, dalam upaya untuk membujuk Anda untuk mengklik link berbahaya, atau menyediakan informasi pribadi Anda.

    Jangan pernah klik lampiran yang tidak Anda harapkan, meskipun nampaknya dari seseorang yang Anda kenal. Selalu terbaik untuk memeriksa kembali dengan orang tersebut untuk memastikan lampiran tersebut sah sebelum Anda membukanya.

    Jika Anda mendapatkan email yang meminta Anda untuk masuk ke laman web, buka tab baru di browser Anda dan ketikkan URL itu sendiri (atau akses melalui bookmark yang anda percaya) dan bukan mengklik link dalam email.

Friday, May 15, 2020

Sugu Pavithra


Tahniah.....siapa sangka !

Kami hanya orang biasa, tidak pernah berharap akan dapat hadiah daripada Perdana Menteri, terima kasih," demikian dikongsi pasangan YouTuber suami isteri yang menggunakan nama 'Sugu Pavithra.'
S Pavithra, 28, berkata dia dan suami M Sugu, 29, menerima hadiah istimewa daripada Tan Sri Muhyiddin Yassin lima hari lalu, antaranya tripod, ketuhar gelombang mikro, periuk nasi elektrik serta barangan memasak.
Menurut Pavithra yang tinggal di kuarters ladang swasta di Sungai Siput, mereka turut menerima sekeping kad ucapan daripada pemimpin nombor satu negara itu dan ia diabadikan dalam bingkai gambar.
Ucapan pada kad itu yang bertulis tangan dan dikongsikan kepada Bernama tertera: "Dengan ingatan tulus ikhlas daripada Tan Sri Muhyiddin Yassin. Keep up the good work, just stay at home" (Teruskan usaha yang baik, duduk di rumah sahaja).



"Semasa ada orang datang hantar ke rumah, saya tidak percaya kerana siapalah saya, sampailah akak (wartawan Bernama) telefon saya untuk bertanya hadiah telah diterima atau belum," katanya ketika dihubungi Bernama di Ipoh, hari ini.
Pavithra yang berasal dari Buntong di sini berkata, dia dan suami menggunakan tripod itu untuk temu ramah secara panggilan video terutama ketika 'live', namun untuk memasak di dapur mereka masih menggunakan cawan.
"Saya selesa gunakan cawan sebab dah biasa, lagipun ruang dapur terhad. Tapi untuk perkara lain memang gunakan tripod dan ia sangat membantu, terima kasih Perdana Menteri," katanya.
Menurut Pavithra, penghargaan yang diterima daripada Perdana Menteri serta pengikut akaun YouTube beliau akan dijadikan sebagai perangsang untuk terus memuat naik kandungan video memasak bagi manfaat bersama.
Katanya, selepas memuat naik rakaman temu ramah bersama Bernama semasa Hari Wesak pada 7 Mei lalu, jumlah pelanggan YouTube 'Sugu Pavithra' terus melonjak daripada 160,000 kepada 441,000 setakat 10.30 pagi ini.
Selain itu, ibu kepada dua anak itu juga mengakui 'agak sibuk' melayan sekurang-kurangnya 20 panggilan telefon setiap hari sama ada untuk temu ramah atau menghantar barangan berupa bahan makanan mahupun perkakasan elektrik.
Pasangan itu yang memuat naik video memasak pelbagai menu dalam bahasa Melayu di akaun YouTube 'Sugu Pavithra' bejaya menambat hati rakyat Malaysia daripada pelbagai peringkat umur dan kaum.

S Pavithra (kanan) bersama M Sugu ketika merakamkan video masakan. FOTO Bernama

Saturday, April 28, 2018

Jom Undi

Tarikh PRU 14 telah diumumkan pada 9 Mei 2018. Senarai calon yang bertanding telah pun diketahui semalam. Mari tunaikan tanggung jawab sebagai warganegara untuk memilih Kerajaan yang akan  memerintah Malaysia untuk 5 tahun akan datang.

Barisal Nasional
Pakatan Harapan
Parti Islam se Malaysia - PAS



Sunday, January 1, 2017

Tahun baru 2017

Selamat datang tahun baru 2017 dan selamat tinggal 2016.
Esok 3 jan 2017 mula bekerja balik selepas ambil cuti akhir tahun ...
Semenjak tahun 1988, dah hampir 29 tahun bertugas dalam syarikat GLC yang sama, cuma dalam berbagai tugas dan jawatan.
Bermula sebagai seorang 'trainee engineer' dgn gaji dibawah rm1000 sebulan, saya telah di hantar ke tapak projek di Kuala Kangsar....
1988 : jurutera di Kuala Kangsar
1990 : jurutera selenggara di Alor Setar
1993 : jurutera projek di Rawang to Tg Malim
1995 : jurutera projek di Kuala Lumpur
1996 : pengurus projek
1999 : ketua jabatan
2009 : pengurus besar kanan
2017 :

Friday, January 29, 2016

Petua

Dahi berkedut

Tepekkan asam jawa di dahi.Amalkan selalu kerana ia dapat menyejukkan dahi dan menegangkan kedutan.


Apabila siku kematu

Campurkan putih telur ayam dengan madu. Kacau hingga sebati. Kemudian sapukan ramuanitu pada siku sebelum masuk tidur.



Saturday, March 1, 2014

Egypt

PROFILE

Geography
Area: 1,001,450 sq. km. (386,000 sq. mi.); approximately equal to Texas and New Mexico combined.
Cities: Capital--Cairo (pop. estimated at 16 million). Other cities--Alexandria (6 million), Aswan, Asyut, Port Said, Suez, Ismailia.
Terrain: Desert, except Nile valley and delta.
Climate: Dry, hot summers; moderate winters.

People
Nationality: Noun and adjective--Egyptian(s).
Population (July 2007 est.): 80,335,036.
Annual population growth rate (2007 est.): 1.72%.
Ethnic groups: Egyptian, Bedouin Arab, Nubian.
Religions: Muslim 90%, Coptic Christian 9%, other Christian 1%.
Languages: Arabic (official), English, French.
Education: Years compulsory--ages 6-15. Literacy--total adult 58%.
Health: Infant mortality rate (2006 est.)--31.33 deaths/1,000 live births. Life expectancy (2006 est.)--71 years.

Government
Type: Republic.
Independence: 1922.
Constitution: 1971.
Branches: Executive--president, prime minister, cabinet. Legislative--People's Assembly (444 elected and 10 presidentially appointed members; an additional 64 seats for women were created in 2009), and Shura (consultative) Council (176 elected members, 88 presidentially appointed). Judicial--Supreme Constitutional Court.
Administrative subdivisions: 29 governorates.
Principal political parties: National Democratic Party (ruling). Principal opposition parties--New Wafd Party, Al Ghad Party, Democratic Front Party, National Progressive Unionist Grouping (Tagammau), and Nasserite Party.

Economy
GDP (FY 2009 est.): $188 billion.
Annual growth rate (FY 2009 est.): 4.7%.
Per capita GDP (PPP, FY 2009 est.): $5,650.
Natural resources: Petroleum and natural gas, iron ore, phosphates, manganese, limestone, gypsum, talc, asbestos, lead, zinc.
Agriculture: Products--cotton, rice, onions, beans, citrus fruits, wheat, corn, barley, sugar.
Industry: Types--food processing, textiles, chemicals, petrochemicals, construction, light manufacturing, iron and steel products, aluminum, cement, military equipment.
Trade (FY 2009): Exports--$25.2 billion: petroleum, clothing and textiles, cotton, fruits and vegetables, manufactured goods. Major markets--EU, U.S., Middle East. Imports--$50.3 billion: machinery and transport equipment, petroleum products, livestock, food and beverages, paper and wood products, chemicals. Major suppliers--EU, U.S., China.

PEOPLE AND HISTORY
Egypt is the most populous country in the Arab world and the second-most populous on the African continent. Nearly all of the country's 80 million people live in Cairo and Alexandria; elsewhere on the banks of the Nile; in the Nile delta, which fans out north of Cairo; and along the Suez Canal. These regions are among the world's most densely populated, containing an average of over 3,820 persons per square mile (1,540 per sq. km.), as compared to about 200 persons per sq. mi. for the country as a whole.

Small communities spread throughout the desert regions of Egypt are clustered around oases and historic trade and transportation routes. The government has tried with mixed success to encourage migration to newly irrigated land reclaimed from the desert. However, the proportion of the population living in rural areas has continued to decrease as people move to the cities in search of employment and a higher standard of living.

The Egyptians are a fairly homogeneous people of Hamitic origin. Mediterranean and Arab influences appear in the north, and there is some mixing in the south with the Nubians of northern Sudan. Ethnic minorities include a small number of Bedouin Arab nomads in the eastern and western deserts and in the Sinai, as well as some 50,000-100,000 Nubians clustered along the Nile in Upper (southern) Egypt.

The literacy rate is about 58% of the adult population. Education is free through university and compulsory from ages six through 15. Rates for primary and secondary education have strengthened in recent years. Ninety-three percent of children enter primary school today, compared with 87% in 1994. Major universities include Cairo University (100,000 students), Alexandria University, and the 1,000-year-old Al-Azhar University, one of the world's major centers of Islamic learning.

Egypt's vast and rich literature constitutes an important cultural element in the life of the country and in the Arab world as a whole. Egyptian novelists and poets were among the first to experiment with modern styles of Arabic literature, and the forms they developed have been widely imitated. Egyptian novelist Naguib Mahfouz was the first Arab to win the Nobel prize for literature. Egyptian books and films are available throughout the Middle East.

Egypt has endured as a unified state for more than 5,000 years, and archeological evidence indicates that a developed Egyptian society has existed for much longer. Egyptians take pride in their "pharaonic heritage" and in their descent from what they consider mankind's earliest civilization. The Arabic word for Egypt is Misr, which originally connoted "civilization" or "metropolis."

Archeological findings show that primitive tribes lived along the Nile long before the dynastic history of the pharaohs began. By 6000 B.C., organized agriculture had appeared.

In about 3100 B.C., Egypt was united under a ruler known as Mena, or Menes, who inaugurated the 30 pharaonic dynasties into which Egypt's ancient history is divided--the Old and the Middle Kingdoms and the New Empire. The pyramids at Giza (near Cairo), which were built in the fourth dynasty, testify to the power of the pharaonic religion and state. The Great Pyramid, the tomb of Pharaoh Khufu (also known as Cheops), is the only surviving monument of the Seven Wonders of the Ancient World. Ancient Egypt reached the peak of its power, wealth, and territorial extent in the period called the New Empire (1567-1085 B.C.).

Persian, Greek, Roman, and Arab Conquerors
In 525 B., Cambyses, the son of Cyrus the Great, led a Persian invasion force that dethroned the last pharaoh of the 26th Dynasty. The country remained a Persian province until conquered by Alexander the Great in 322 BC, ushering in Ptolemaic rule in Egypt that lasted for nearly 300 years.

Following a brief Persian reconquest, Egypt was invaded and conquered by Arab forces in 642. A process of Arabization and Islamization ensued. Although a Coptic Christian minority remained--and remains today, constituting about 10% of the population--the Arab language inexorably supplanted the indigenous Coptic tongue. For the next 1,300 years, a succession of Arab, Mameluke, and Ottoman caliphs, beys, and sultans ruled the country.

European Influence
The Ottoman Turks controlled Egypt from 1517 until 1882, except for a brief period of French rule under Napoleon Bonaparte. In 1805, Mohammed Ali, commander of an Albanian contingent of Ottoman troops, was appointed Pasha, founding the dynasty that ruled Egypt until his great-great grandson, Farouk I, was overthrown in 1952. Mohammed Ali the Great ruled Egypt until 1848, ushering in the modern history of Egypt. The growth of modern urban Cairo began in the reign of Ismail (1863-79). Eager to Westernize the capital, he ordered the construction of a European-style city to the west of the medieval core. The Suez Canal was completed in his reign in 1869, and its completion was celebrated by many events, including the commissioning of Verdi's "Aida" for the new opera house and the building of great palaces such as the Omar Khayyam (originally constructed to entertain the French Empress Eugenie, and now the central section of the Cairo Marriott Hotel).

In 1882, British expeditionary forces crushed a revolt against the Ottoman rulers, marking the beginning of British occupation and the virtual inclusion of Egypt within the British Empire. In deference to growing nationalism, the U.K. unilaterally declared Egyptian independence in 1922. British influence, however, continued to dominate Egypt's political life and fostered fiscal, administrative, and governmental reforms.

In the pre-1952 revolution period, three political forces competed with one another: the Wafd, a broadly based nationalist political organization strongly opposed to British influence; King Fuad, whom the British had installed during World War II; and the British themselves, who were determined to maintain control over the Canal. Other political forces emerging in this period included the communist party (1925) and the Muslim Brotherhood (1928), which eventually became a potent political and religious force.

During World War II, British troops used Egypt as a base for Allied operations throughout the region. British troops were withdrawn to the Suez Canal area in 1947, but nationalist, anti-British feelings continued to grow after the war. On July 22-23, 1952, a group of disaffected army officers (the "free officers") led by Lt. Col. Gamal Abdel Nasser overthrew King Farouk, whom the military blamed for Egypt's poor performance in the 1948 war with Israel. Following a brief experiment with civilian rule, they abrogated the 1923 constitution and declared Egypt a republic on June 19, 1953. Nasser evolved into a charismatic leader, not only of Egypt, but the Arab world, promoting and implementing "Arab socialism." He nationalized Egypt's economy.

Nasser helped establish the Non-Aligned Movement of developing countries in September 1961, and continued to be a leading force in the movement until his death in 1970. When the United States held up military sales in reaction to Egyptian neutrality vis-a-vis Moscow, Nasser concluded an arms deal with Czechoslovakia in September 1955.

When the U.S. and the World Bank withdrew their offer to help finance the Aswan High Dam in mid-1956, Nasser nationalized the privately owned Suez Canal Company. The crisis that followed, exacerbated by growing tensions with Israel over guerrilla attacks from Gaza and Israeli reprisals, resulted in the invasion of Egypt that October by France, Britain, and Israel; the invasion was reversed by U.S. political intervention, and the Canal remained nationalized.

Nasser's domestic policies were frequently oppressive, yet generally popular. All opposition was stamped out, and opponents of the regime frequently were imprisoned without trial. Nasser's foreign and military policies helped provoke the Israeli attack of June 1967 that virtually destroyed Egypt's armed forces along with those of Jordan and Syria. Israel also occupied the Sinai Peninsula, the Gaza Strip, the West Bank, and the Golan Heights. Nasser, however, was revered by the masses in Egypt and elsewhere in the Arab world until his death in 1970.

After Nasser's death, another of the original "free officers," Vice President Anwar el-Sadat, was elected President. In 1971, Sadat concluded a treaty of friendship with the Soviet Union, but a year later, ordered Soviet advisers to leave. In 1973, he launched the October war with Israel, in which Egypt's armed forces achieved initial successes but were defeated in Israeli counterattacks.


was seen in the September 2005 presidential elections when parties were allowed to field candidates against President Mubarak and his National Democratic Party. In early 2005, President Mubarak proposed amending the constitution to allow, for the first time in Egypt's history, competitive, multi-candidate elections. An amendment was drafted by parliament and approved by public referendum in late May 2005. In September 2005, President Mubarak was reelected, according to official results, with 88% of the vote. His two principal challengers, Ayman Nour and No'man Gom'a, took 7% and 3% of the vote respectively.

In March 2007, Mubarak introduced several constitutional amendments that would increase presidential powers and, more significantly, ban any political parties based on religion, race, or ethnicity. The amendments were put to a popular referendum and, despite low voter turnout and boycotts by opposition groups, passed with 75.9% approval.

Egypt's judicial system is based on European (primarily French) legal concepts and methods. Under the Mubarak government, the courts have demonstrated increasing independence, and the principles of due process and judicial review have gained greater respect. The legal code is derived largely from the Napoleonic Code. Marriage and personal status (family law) are primarily based on the religious law of the individual concerned, which for most Egyptians is Islamic Law (Sharia).



ECONOMY
With the installation of the 2004 Egyptian cabinet and the 2005 presidential election, the Government of Egypt began a new reform movement, following a stalled economic reform program begun in 1991, but moribund since the mid-1990s. Since 2004, the cabinet economic team has simplified and reduced tariffs and taxes, improved the transparency of the national budget, revived stalled privatizations of public enterprises and implemented economic legislation designed to foster private sector-driven economic growth and improve Egypt's competitiveness. The Egyptian economy experienced steady GDP growth rates around 7% between 2005 and 2008, before dropping below 5% amidst the global economic crisis. Despite Egypt’s growth, the economy is still hampered by government intervention, substantial subsidies for food, housing, and energy, and bloated public sector payrolls. Limited energy subsidy reform began in 2007 but has stalled since the 2008 global economic crisis. In sectoral terms, agriculture is mainly in private hands, and has been largely deregulated, with the exception of cotton, sugar, and rice production. Construction, non-financial services, and domestic marketing are also largely private. The Egyptian economy, however, relies heavily on tourism, oil and gas exports, and Suez Canal revenues, much of which is controlled by the public sector and is also vulnerable to outside factors. The tourism sector suffered tremendously following a terrorist attack in Luxor in October 1997. The tourism sector feared a repeat of the downturn in tourist numbers when terrorists attacked resorts in the Sinai Peninsula in 2004 and 2005. So far, however, the sector has not suffered as greatly as expected. As a result of the global economic crisis, annual revenues for the Suez Canal fell sharply in 2008 and began only a partial recovery in 2009. The drop in Canal traffic and revenues has been partially offset by high international oil prices, as the shorter Suez route cuts costs for some shippers.



Agriculture
Approximately one-third of Egyptian labor is engaged directly in farming, and many others work in the processing or trading of agricultural products. Nearly all of Egypt's agricultural production takes place in some 2.5 million hectares (6 million acres) of fertile soil in the Nile Valley and Delta. Some desert lands are being developed for agriculture, including the ambitious Toshka project in Upper Egypt, but some other fertile lands in the Nile Valley and Delta are being lost to urbanization and erosion.

Warm weather and plentiful water permit several crops a year. Further improvement is possible, but land is worked intensively and yields are high. Cotton, rice, wheat, corn, sugarcane, sugar beets, onions, and beans are the principal crops. Increasingly, a few modern operations are producing fruits, vegetables and flowers, in addition to cotton, for export. While the desert hosts some large, modern farms, more common traditional farms occupy one acre each, typically in a canal-irrigated area along the banks of the Nile. Many small farmers also have cows, water buffaloes, and chickens, although larger modern farms are becoming more important.



"Egypt," wrote the Greek historian Herodotus 25 centuries ago, "is the gift of the Nile." The land's seemingly inexhaustible resources of water and soil carried by this mighty river created in the Nile Valley and Delta the world's most extensive oasis. Without the Nile, Egypt would be little more than a desert wasteland.

The river carves a narrow, cultivated floodplain, never more than 20 kilometers wide, as it travels northward toward Cairo from Lake Nasser on the Sudanese border, behind the Aswan High Dam. Just north of Cairo, the Nile spreads out over what was once a broad estuary that has been filled by river deposits to form a fertile delta about 250 kilometers wide (150 mi.) at the seaward base and about 160 kilometers (96 mi.) from south to north.

Before the construction of dams on the Nile, particularly the Aswan High Dam (started in 1952, completed in 1970), the fertility of the Nile Valley was sustained by the water flow and the silt deposited by the annual flood. Sediment is now obstructed by the Aswan High Dam and retained in Lake Nasser. The interruption of yearly, natural fertilization and the increasing salinity of the soil has been a manageable problem resulting from the dam. The benefits remain impressive: more intensive farming on millions of acres of land made possible by improved irrigation, prevention of flood damage, and the generation of billions of low-cost kilowatt hours of electricity.

The Western Desert accounts for about two-thirds of the country's land area. For the most part, it is a massive sandy plateau marked by seven major depressions. One of these, Fayoum, was connected about 3,600 years ago to the Nile by canals. Today, it is an important irrigated agricultural area.

Natural Resources
In addition to the agricultural capacity of the Nile Valley and Delta, Egypt's natural resources include petroleum, natural gas,
Crude oil production has been in decline for over a decade, from a high of more than 920,000 barrels per day (BPD) in 1995 to less than 550,000 BPD as of October 2009. To minimize the growing domestic demand for oil-based products, estimated in July 2009 at more than 31 million metric tons per year, Egypt is encouraging the production of natural gas. Production of natural gas doubled from 21 million metric tons in mid-2003 to 43 million metric tons in July 2008. In FY 2008-2009, natural gas production amounted to 6.4 billion cubic feet (BCF) per day. In March 2009 the Egyptian Gas Holding Company announced plans for 23 new exploration wells with total investments of $1.1 billion during fiscal year 2009-2010.

As of July 2009, crude oil and condensates reserves were estimated at 4.4 billion barrels, and proven natural gas reserves were estimated at 77 trillion cubic feet (TCF) with possible additional reserves totaling another 40-50 TCF. However, independent oil and gas experts indicated that Egypt’s proven natural gas reserves may be as high as 70 TCF, of which more than 80% (i.e., 57 TCF) is from the cone of the Nile Delta. Texas-based Apache Oil Company is the largest American investor in Egypt, with a total investment of more than $7 billion since 1995.

The Ministry of Petroleum regards expansion of the Egyptian petrochemical industry and increased exports of natural gas as significant strategic objectives. Three liquefied natural gas (LNG) trains are operating in Egypt. The first is in Damietta on the eastern side of the Nile Delta and is operated by the Spanish electric utility Union Fenosa; the second is a project located at Idku in the western Delta, with British Gas (BG) Group and the Malaysian state oil company Petronas as the major investors; and the third, the Mediterranean Gas Complex in Port Said, utilizes gas for export and domestic consumption, with the Italian company AGIP and BP as the main shareholders.

Egypt and Jordan established the Eastern Gas Company to export natural gas to Jordan, and then later to Syria and Lebanon. In summer 2003 Egypt completed the first phase of the project by exporting gas to Jordan via a new pipeline from El Arish on Egypt's north Sinai cost to Taba on the Gulf of Aqaba, and then underwater to the Jordanian city of Aqaba. The second phase was completed in 2005, connecting the pipeline to the Jordanian town of Rihab, north of the capital Amman. In 2008, a new pipeline to export gas to Syria began operations and provides about 212 million cubic feet per day. Egyptian natural gas shipments in late 2009 reached Lebanon via an extension of the Arab pipeline from Syria. Lebanon reportedly will receive about 30 million cubic feet per day. While by 2008 gas exports grew to 12.6 million metric tons of oil equivalent, the Government of Egypt may have to import natural gas within 3 to 4 years in order to meet domestic demand, particularly for producing electricity. In the wake of higher world market gas prices, the Government of Egypt in 2009 succeeded in renegotiating upward the price received under existing long-term gas export contracts with purchasers in Europe, Jordan, and Israel.

Transport and Communication
Transportation facilities in Egypt are centered in Cairo and largely follow the pattern of settlement along the Nile. The main line of the nation's 5,500-kilometer (3,400-mi.) railway network runs from Alexandria to Aswan and the Suez Canal. The well-maintained road network has expanded rapidly to over 47,500 kilometers (29,515 mi.), covering the Nile Valley and Delta, Mediterranean and Red Sea coasts, the Sinai, and the Western oases.

Egypt Air provides reliable domestic air service to major tourist destinations from its Cairo hub, in addition to overseas routes. As a recently-joined member of the Star Alliance, government-owned Egypt Air is expanding its air fleet and its international routes, in keeping with the Government of Egypt’s overall vision of Egypt as a growing and increasingly key regional transportation hub. The Nile River system (about 1,000 km. or 620 mi.) and the principal canals (1,600 km. almost 1,000 mi.) are important locally for transportation. The Suez Canal is a major waterway for global and regional commerce and navigation, linking the Mediterranean and Red Seas. Major ports are Alexandria, Port Said, the East Port Said container terminal and Damietta on the Mediterranean, and Ain El Sukhna, Suez and Safraga on the Red Sea, with major infrastructure and capacity modernizations and upgrades ongoing since 2008 in most of these ports.

Egypt has long been the cultural and informational center of the Arab world, and Cairo is the region's largest publishing and broadcasting center. There are 10 daily newspapers with a total circulation of more than 4 million, and a number of monthly newspapers, magazines, and journals. Daily and weekly newspapers are a mix of independent, political party, and pro-government publications, and these papers conduct a lively, often highly partisan, debate on public issues.


Beginning in 2001, private satellite TV and radio has entered the Egyptian media marketplace. Three new private satellite-based TV stations were launched in November 2001, marking a significant change in Egyptian government policy. Dream TV 1 and 2 produce talk shows, cultural programming, broadcast contemporary video clips and films featuring Arab and international actors, as well as soap operas; another private station, Mehwar, focuses on business and general news. Other new independent TV stations include Al Hayat TV, O TV and ONTV (owned by the Orascom conglomerate), El Saa and Modern TV. These private channels also transmit on NileSat.

Radio in Egypt is almost all government-controlled and uses 44 short-wave frequencies, 18 medium-wave stations, and four FM stations. There are seven regional radio stations covering the country. Egyptian Radio transmits 60 hours daily overseas in 33 languages and three hundred hours daily within Egypt. In 2000, Radio Cairo introduced new specialized (thematic) channels on its FM station. These stations, known as Radio El Nile, include news and music.

Pengurusan kewangan peribadi

Amalan pengurusan kewangan peribadi yang berhemah



Kita sering kali terdengar tentang kisah wang dan masalah-masalah yang dihadapi disebabkan oleh wang. Namun begitu pernah kah kita terfikir apakah punca kepada semua permasalahan yang timbul itu. Jika kita renungkan kembali, kitalah yang menentukan sama ada wang dapat memberi keselesaan atau pun kesengsaraan kepada diri kita sendiri. Kita perlu tahu cara atau amalan yang betul dalam menguruskan kewangan peribadi supaya masalah ini tidak akan timbul. Konsep pengurusan kewangan peribadi itu sendiri sebenarnya amat ringkas; perbelanjaan tidak sepatutnya melebihi pendapatan dan simpanan perlu ditetapkan sebelum membuat perbelanjaan. Namun sejauh mana konsep ringkas ini dapat diikuti, itulah yang menjadi persoalan sehingga kini.
Tidak dinafikan wang merupakan medium yang sangat penting dalam kehidupan seharian kita. Namun kita sebagai manusia sering kali melakukan kesilapan dalam menguruskan wang sehinggakan ia bukan sahaja menghantui golongan berpendapatan rendah, malahan yang berpendapatan agak lumayan juga tidak dapat lari dari masalah pengurusan kewangan.
Berikut merupakan antara beberapa kesilapan yang kerap dilakukan dalam menguruskan wang:
  • Sentiasa memberi alasan tidak ada masa sehingga gagal untuk merancang kewangan.
  • Kerap berbelanja dengan menggunakan kad kredit tetapi bayaran bulanan pula hanya pada tahap minimum.
  • Asyik memikirkan mengenai wang sehingga mengabaikan tanggungjawab yang lain.
  • Berbelanja mengikut nafsu sehingga melebihi kemampuan.
  • Sering kali terlibat dalam pelaburan tetapi terlalu cetek ilmu yang ada mengenai produk yang dipilih.
  • Tidak mempunyai simpanan khas untuk digunakan ketika kecemasan.
  • Sentiasa menangguhkan untuk membuat simpanan hari tua dan terlalu mengharapkan simpanan KWSP ataupun pencen tanpa merancang dengan teliti keperluan sebenar sewaktu bersara kelak.
Namun adakah kesilapan yang sering dilakukan ini tiada penyelesaiannya? Jawapannya adalah tidak. Dalam perbincangan ini, penekanan dari aspek pengurusan kewangan yang bijak dan juga cara melabur dengan bijak akan ditekankan dan diberi penerangan satu persatu. Berdasarkan pengalaman dan pemerhatian yang dibuat, terdapat beberapa tip atau kaedah yang boleh dijadikan panduan dalam menguruskan kewangan peribadi dan kaedah yang sepatutnya diamalkan dalam menguruskan pelaburan anda.

Tip menguruskan kewangan dengan bijak

Kita sering kali akur tentang kepentingan menguruskan kewangan dengan bijak kerana setiap dari kita mempunyai sumber kewangan yang terhad. Namun kita haruslah mendisiplinkan diri bagi memastikan setiap perancangan yang dibuat dapat dilaksanakan.
Berikut merupakan beberapa tip dan panduan yang boleh dijadikan  amalan dalam merancang kewangan.
  • Pastikan setiap kali menerima gaji bahagian wang yang hendak dijadikan simpanan disimpan dalam akaun khas.
  • Rancang kewangan anda dengan teliti. Wujudkan pelan perbelanjaan peribadi khas yang meliputi perbelanjaan harian, mingguan, bulanan sehinggalah perbelanjaan tahunan.
  • Cuba elakkan dari berbelanja menggunakan kad kredit, jika masih tidak dapat mengawal diri, cuba sedaya upaya melangsaikan hutang-hutang dengan cepat dan batalkan kad anda serta merta.
  • Elakkan diri dari berhutang kecuali untuk membeli benda seperti kereta dan rumah. Jika tidak mampu, disarankan supaya anda menangguhkan dulu hasrat sehingga anda benar-benar mampu.
  • Sentiasa amalkan sikap membuat senarai barangan yang hendak dibeli sebelum pergi ke pusat membeli belah bagi mengelakkan anda dari membelanjakan wang untuk barangan yang tidak perlu..
  • Jangan sesekali berbelanja melebihi pendapatan anda. Perkara ini hanya akan membebankan anda di kemudian hari.
  • Adalah penting bagi anda memiliki insurans yang bersesuaian dengan anda atau keluarga. Pastikan peruntukan yang cukup disediakan bagi tujuan ini kerana apa yang pasti, malang tidak berbau.
  • Pastikan anda mempunyai tabungan khas untuk digunakan ketika berlaku kecemasan.

Tip untuk membuat pelaburan bijak

Jika mengambil kira faktor time value of money dan kadar inflasi, kita akan tertanya-tanya, mengapa wang simpanan kita tidak mencukupi untuk sesuatu tujuan sedangkan perancangan awal telah dibuat. Pada dasarnya wang kita masih sama jumlahnya dan mengikut perancangan cuma nilainya sahaja yang berkurangan.
Simpanan kita di bank tidak dapat mengatasi masalah ini kerana kebiasaannya, kadar faedah tahunan yang ditawarkan oleh bank adalah lebih rendah dari kadar inflasi tahunan. Hanya dengan membuat pelaburan, potensi untuk mengatasi masalah ini dapat dicapai. Namun begitu perlu diingat, risiko pelaburan sangat tinggi, tanpa pengetahuan yang jelas ia akan lebih merugikan anda.
Berikut merupakan beberapa tip yang dapat digunakan sebelum membuat pelaburan.
  • Kenali dengan jelas jenis pelaburan yang terdapat di pasaran. Sebagai contoh, pelaburan dalam pasaran modal seperti saham, bon, niaga hadapan, unit amanah ataupun dalam pasaran bukan modal seperti insurans, hartanah dan sebagainya.
  • Ketahui matlamat sebenar pelaburan yang bakal anda lakukan. Adakah ia bersifat jangka pendek atau pun sebaliknya.
  • Padankan matlamat pelaburan dengan profil pelaburan anda iaitu sasaran keuntungan yang anda inginkan dan juga risiko yang bakal anda hadapi. Pada dasarnya, pelaburan yang menjanjikan pulangan lumayan, risikonya juga tinggi, sebagai contoh melabur dalam bursa saham. Begitu juga yang sebaliknya.
  • Setelah mengetahui kehendak diri, pastikan anda memilih produk pelaburan yang bertepatan dengan kehendak dan kemampuan anda. Sebagai contoh saham dan unit amanah adalah bersesuaian dengan pelabur runcit memandangkan modal awal yang diperlukan kecil berbanding niaga hadapan dan bon yang memerlukan modal awal yang besar.
  • Pastikan anda telah faham secukupnya tentang pelaburan dan membuat kajian terperinci tentang produk yang bakal anda pilih sebelum melabur. Jangan sesekali melabur berlandaskan naluri tanpa merujuk kepada apa-apa maklumat terlebih dahulu. Sebagai contoh jika anda ingin melabur dalam unit amanah, pastikan anda tahu jenis unit amanah dan syarikat yang menguruskan unit amanah itu. Rujuk prospektus pelaburan dan bandingkan antara beberapa syarikat yang menguruskan amanah sebelum memilih yang terbaik untuk melabur.
  • Cuba untuk fokus kepada matlamat pelaburan jangka panjang kerana ia lebih berkesan berbanding pelaburan jangka pendek yang lebih terpengaruh dengan apungan pasaran yang tidak menentu. Ini akan menjejaskan potensi pelaburan anda.
  • Amalkan konsep melabur secara pemurataan kos ringgit (dollar cost averaging). Konsep pelaburan ini membolehkan anda mendapat manfaat dari ketidaktentuan pasaran memandangkan pelaburan yang dibuat adalah bersifat konsisten, bukannya melabur sekali untuk satu jumlah tertentu pada satu masa sahaja.
  • Jika anda mempunyai cukup masa, wujudkan satu portfolio pelaburan peribadi. Ini adalah bertujuan mengurangkan risiko seandainya sesuatu produk yang anda pilih mengalami kegagalan. Portfolio bermaksud melabur dalam lebih daripada satu produk pelaburan.
  • Akhir sekali fokuslah terhadap matlamat pelaburan anda dan elakkan daripada dipengaruhi khabar angin. Elakkan juga diri anda dari tertipu oleh produk pelaburan palsu seperti skim cepat kaya dan sebagainya.
Pada dasarnya, sekiranya kita hendak berbincang mengenai wang, maka perkara ini mungkin tiada penamatnya. Pada hemat  saya, perkara yang paling utama yang harus ditekankan dalam diri setiap individu ialah disiplin. Hakikat tentang kepentingan disiplin dapat dilihat dengan jelas, contohnya melalui penggunaan kad kredit. Statistik menunjukkan betapa ramai rakyat Malaysia malahan penduduk di serata dunia muflis disebabkan kad kredit, walhal majoriti pengguna kad kredit terdiri daripada golongan yang berpelajaran dan berkemampuan. Mustahil golongan ini tidak tahu walau sedikit pun cara menguruskan kewangan mereka, namun perkara yang mereka sendiri tidak ingini seperti muflis berlaku ke atas mereka. Hakikatnya, tahap disiplin yang rendah dan goyah dalam amalan pengurusan kewangan peribadi yang menjadi punca utama kepada fenomena ini.
Kesimpulannya, walaupun kita mempunyai berbagai-bagai cadangan, idea atau kaedah mengenai pengurusan kewangan peribadi yang berhemah, tanpa digandingkan dengan sikap dan disiplin yang baik, nescaya ianya tidak akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan